Review Wisata Kawah Sikidang Dieng Yang Bisa Melompat-Lompat
Tempat wisata Populer Dieng tidak pernah berhenti membuat takjub para wisatawan. Dataran tinggi dengan banyak kawah aktif ini memiliki beragam destinasi liburan yang menjadi daya tarik utamanya. Salah satu rekomendasi tempat wisata yang wajib kamu kunjungi adalah Kawah Sikidang Dieng.
Dengan nama yang memiliki arti Kijang, kawah ini memiliki keunikan tersendiri yang tidak akan kamu temukan di tempat lain. Sesuai dengan namanya, Kawah Sikidang menjadi daya tarik utama para wisatawan karena kawahnya yang bisa berpindah-pindah atau melompat-lompat seperti Kijang.
Review Wisata Kawah Sikidang Dieng
Kawah Sikidang adalah kawah aktif terbesar yang bisa kamu temukan di Dataran Tinggi Dieng, dan tercipta akibat letusan gunung Prahu yang terjadi berabad-abad lalu, jadi bisa kamu bayangkan betapa menakjubkannya kawah tersebut karena masih aktif hingga hari ini.
Meskipun harus sedikit berhati-hati, namun kawah ini masih dalam kategori aman untuk dikunjungi. Terlebih lagi, Kawah Sikidang tidak berada di puncak gunung seperti kawah pada umumnya, sehingga lokasinya cukup mudah untuk dijangkau.
Saat memasuki area Kawah Sikidang, kamu dapat menyaksikan langsung bekas kawah utama yang berukuran besar dan masih mengeluarkan asap tipis dari dasarnya. Dan, jika kamu berjalan 1km dari pintu masuk, kamu akan menemukan kawah utama yang masih aktif hingga sekarang.
Sebaiknya kamu menggunakan masker saat berkunjung ke kawah ini, karena bau belerang yang cukup menyengat. Dan dari pinggir kawah, kamu bisa melihat beberapa aktivitas vulkanik seperti: semburan lumpur panas serta asap yang berasal dari dasar kawah
Selain melihat aktivitas vulkanik yang menakjubkan, kamu juga bisa melakukan hal lainnya yang tidak kalah menarik, yaitu merebus telur. Cara merebus telur di Kawah Sikidang pun sangat mudah, kamu hanya memerlukan alat yang mirip seperti kail pancing dan terbuat dari bambu yang bisa kamu dapatkan di sana.
Kemudian, pertama-tama kamu bisa membungkus telur dengan plastik, setelah itu kaitkan plastik ke kail pancing bambu, lalu masukan telur ke dalam kawah-kawah kecil selama kurang lebih 5 menit. Setelah matang, maka telur rebus tersebut dapat langsung kamu nikmati.
Setelah mengganjal perut dengan telur rebus, kamu bisa langsung menikmati wisata Kawah Sikidang Dieng dengan menyewa berbagai alat transportasi yang seru, seperti motor cross, ATV, Sepeda, atau Kuda.
Kamu bisa mengeliling kawah dan menikmat pemandangan menakjubkan yang telah disediakan oleh alam. Untuk kamu yang tidak membawa kamera untuk mengabadikan momen tak terlupakan tersebut, kamu bisa menggunakan jasa foto langsung jadi yang ada di sekitar kawasan.
Setelah puas menikmati keindahan Kawah Sikidang, jangan lupa untuk membeli suvenir-suvenir menarik untuk oleh-oleh yang banyak dijual di sana, muali dari baju bertuliskan Dieng, syal, penutup kepala, bunga Edelwis dan beragam suvenir lainnya.
Kamu juga bisa menikmati berbagai makanan khas Dieng, seperti: Tempe Kemul, Purwacen, Carica, Kentang goreng, dan masih banyak lagi di warung-warung sekitar kawah.
Fasiltias Kawah Sikidang Dieng
Wisata Kawah Sikidang memiliki fasilitas yang cukup lengkap untuk memenuhi kebutuhanmu selama liburan di sana.
- Wahana bermain
- Pusat Oleh-oleh
- Warung Makan
- Mushola
- Toilet
- Area Foto
- Flying Fox
- Area parkir yang luas
Jam Buka Kawah Sikidang Dieng
Setiap Hari: 07.00-17.00 WIB
Harga Tiket Masuk Kawah Sikidang Dieng
- Tiket Masuk: Rp 15,000 / orang (Kawah Sikidang + Candi Dieng)
- Biaya Parkir: Rp 3,000 / Motor & Rp 5,000 / Mobil
Rute dan Alamat Kawah Sikidang Deing
Kawah Skidang memilik rute terbaik yang bisa kamu tempuh melalui pusat kota Kabupaten Wonosobo, dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Kamu juga bisa melewati jalur alternatif melalui Banjarnegara menuju Kecamatan Batur atau melalui Kabupaten Batang jika kamu berawal dari arah utara Dieng.
Bakal Buntu, Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa tengah 53456
Legenda Pangeran Kidang dan Anak Gimbal
Kawah Sikidang Dieng juga memiliki sebuah kisah legenda yang menceritakan Pangeran Kidang dan Anak Gimbal Untuk melengkapi khasanan kearifan tradisional setempat.
Diceritakan pada masa lalu, di sekitar kawasan Dieng, ada seorang gadis cantik bernama Shinta Dewi, yang kecantikannya telah tersebar ke seluruh penjuru daerah dan memikat banyak pemuda untuk meminangnya. Namun sayangnya, semua pemuda tersebut harus menyerah karena Shinta Dewi menginginkan syarat mas kawin dalam jumlah yang sangat besar.
Cerita mengenai Shinta Dewi ini pun kemudian terdengar oleh Kidang Garungan, seorang pangeran yang kaya raya. Ia lalu mengutus pengawalnya untuk menyampaikan lamaran kepada Shinta Dewi serta kesanggupan untuk memenuhi semua persyaratan yang diminta.
Tak butuh waktu lama, Shinta Dewi langsung menerima lamaran tersebut. Ia berpikir, selain sangat kaya raya, seorang pangeran pastilah seorang yang rupawan. Akan tetapi, pikiran tersebut langsung sirna setelah Shinta Dewi mengetahui bahwa pangeran Kidang ternyata seorang manusia berkepala Kijang.
Setelah terkejut dengan penampilan pangeran Kidang, Shinta Dewi pun bingung, karena ia telah menerima lamaran sang pangeran, sehingga ia terpaksa mencari cara untuk membatalkan pernikahan tersebut.
Shinta Dewi akhirnya menemukan sebuah ide, yaitu dengan menambahkan persyaratan tambahan yang hampir mustahil dilakukan. Ia meminta Pangeran Kidang untuk membuatkan sebuah sumur raksasa untuk masyarakat sekitar karena mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan air. Sumur tersebut juga harus dibuat seorang diri oleh sang pangeran dan wajib selesai dalam 1 hari.
Namun tak disangka, Pangeran Kidang pun menyetujuinya. Dengan tangan dan tanduknya sendiri, sang pangeran mulai menggali tanah untuk membuat sumur tersebut. Melihat hal ini tentunya membuat Shinta Dewi kembali taku jika seandainya Pangeran Kidang dapat memenuhi persyaratan itu.
Karena ketakutan tersebut, di pikiran Shinta Dewi mulai tumbuh niat jahat. Ia meminta semua pengawal dan dayang yang dimiliknya untuk bersama-sama menimbun sumur yang telah digali, saat sang pangeran berada jauh di dalam sumur tersebut.
Tak berdaya melawan tanah yang masuk terus menerus ke galian sumur tersebut, Pangeran Kidang akhirnya harus terkubur hidup-hidup di sana.
Karena termakan amarah yang sangat besar, sebelum kematiannya sang pangeran bersumpah bahwa seluruh keturunan Shinta Dewi akan berambut gembel (gimbal), dan sumur galian tersebut meledak terus-menerus hingga akhirnya menjadi sebauh kawah besar yang diberi nama Kawah Sikidang.